Holla everybody!
It’s yo’ boi, He-He! (Anjay sok hip hop ane hehehehe…)
Well, ada lagi
satu seri yang mimin mau review, dan dari awal banyak menaruh harapan pada
anime satu ini. Yah, karena NetFlix dan Kyoto Animation sendirilah yang ikut
andil dalam penggarapan seri ini. Tapi, apakah hasilnya memuaskan? Sekarang
mimin langsung aja me-review Violet Evergarden.
Yup, seperti
biasa mimin mulai dari jalan cerita. Alur dalam seri ini sendiri berlangsung
cukup lambat, tapi tidak begitu membuat kita ngantuk. Hampir setiap episodenya
Violet selalu bertemu dengan orang-orang baru dengan cerita mereka
masing-masing, yang juga ikut andil dalam membangun perasaan Violet sendiri
yang “kaku”, ditambah rasa sakitnya setelah ditinggal sang mayor. Well, I think
there’s no problem with the storyline. Btw, episode favorit ane episode 10,
saat adegan terakhir dimana dalam angan-angan, Anne Magnolia akan menerima
surat dari ibunya yang ditulis Violet setiap tahunnya selama 50 tahun. Saking
terharunya mimin sampe mewek-mewek di kamar. Untung aja pas pada udah tidur.
Kalo laki ketahuan nangis diledekin malahan. Hehehe…. Kalo untuk
kejutan-kejutan tertentu (plot twist), mimin tidak menemukannya, sih. Mungkin
lebih ke “Wah, Violet ketemu siapa lagi, ya? Nanti nulis surat apaan lagi, ya?”
Untuk
pengembangan karakter, mimin merasa seolah-olah sedang membaca novel. Semua
karakter yang berinteraksi dengan Violet mengalami dampak tertentu, tetapi
perkembangan terhadap perasaan Violet sendrilah yang menjadi fokus utama dalam
cerita; Di setiap episodenya, Violet yang pertama kali menulis dengan sangat
terang-terangan (nulis seadanya aja) pun akhirnya bisa menulis bak pujangga
sejati. Mimin rasa tema seri ini sendiri hampir kayak Beatless, berusaha
memanusiakan yang bukan manusia. But, I prefer Violet Evergarden, tho.
Sekarang kita ke
audio. Yup, mimin hampir tidak bisa berkata apa-apa untuk score yang mengisi
setiap adegan dalam seri ini. Saat nonton mimin serasa hidup di Inggris, saat perang
dunia pertama berakhir. Untuk opening dan ending, mimin lebih suka yang ending
sih, karena musik dengan nyanyian dan piano membuat “European’s feel”-nya lebih
dapet. Well, there’s no flaw on audio.
Yang terakhir,
tentu saja visual. Seperti yang kita ketahui, terutama wibu bau bawang
penggemar anime kelas berat, Kyoto Animation hanya merilis dua projek setia[
tahunnya. Jadi, dengan waktu sebanyak itu, penggarapan setiap adegannya pun
akan terasa maksimal. So, mimin benar-benar speechless
untuk visual dari seri ini. Pemilihan warna yang cukup jeli, desain
karakter dan latar tempatnya kayak lagunya Ed Sheeran, Perfect!
Yup, mungkin
segitu aja yang bisa mimin bagikan. Kalo teman-teman ada yang punya pendapat
berbeda bisa komen di bawah. Overall, mimin kasih 84/100 aja, deh. Memanjakan
mata, menyentuh perasaan, dan kayaknya itu sih yang bisa mimin rasain. Kalo
gitu, mimin mau tutup dulu, nih! Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Hehehehehehe….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar