Sabtu, 19 Januari 2019

Seishun Buta Yarou wa Bunny Girl Senpai no Yume wo Minai review


Halo, semua! Balik lagi bersama mimin He-He! Oh, ya…. Mimin ingetin jangan lupa pilih Nurhadi Aldo pada pemilihan presiden nanti, guys! Kita para wibu akan dijanjikan isekai jika mereka terpilih! #mcqueenyaqueen

Kali ini ini kita akan me-review anime ketiga yang mimin ikuti musim ini. Anime ini juga merupakan salah satu yang paling hot untuk musim ini. Mari kita sambut, Seishun Buta Yarou wa Bunny Girl Senpai no Yume wo Minai! (Review ini dibuat bersumber dari anime-nya saja tanpa menggunakan sumber dari light novel maupun manga)



Berkisah tentang para remaja yang terkena ‘sindrom pubertas’ yang membuat mereka mengalami kejadian-kejadian aneh. Seorang siswa SMA bernama Sakuta Azusagawa bertemu dengan kakak kelasnya yang juga seorang aktris, Mai Sakurajima di perpustakaan mengenakan kostum bunny girl. Namun, tidak ada seorang pun yang bisa melihatnya kecuali Sakuta seorang. Dimulai dari situlah perjalanan Sakuta untuk menyelamatkan mereka yang terkena ‘sindrom pubertas’.


Kita mulai dari grafis! Menurut mimin sih grafisnya lumayan sederhana, sih. Tidak begitu banyak detail yang disuguhkan. Tapi, mimin tidak begitu terganggu dengan grafik yang ditampilkan oleh anime ini. Mungkin cuma pas adegan jarak jauh agak aneh juga, sih…. Hehehehehe….


Langsung ke musik, guys! Ya, bisa dibilang lagu opening dari anime ini, berjudul Kimi no Sei dan dibawakan oleh the peggies, merupakan salah satu lagu opening terbaik di musim gugur 2018. Sementara lagu ending yang berjudul Fukashigi no Karte dinyanyikan oleh seluruh heroine yang ada dalam anime ini. Untuk soundtrack sendiri, alunan-alunan melodi dengan instrument-instrumen sederhana menghiasi seluruh adegan-adegan dalam anime ini.


Sekarang, kita bahas karakter! Well, mimin rasa Sakuta Azugawa merupakan salah satu pemeran utama yang unik. Ia punya sifat yang kalem, santai, peduli dan terlalu blak-blakan. Tapi, setidaknya ia selalu terlibat dan mampu menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi, nggak kayak beberapa anime yang karakter utamanya cuma bisa teriak-teriak, namun tidak ikut memikirkan solusi. Untuk karakter-karakter cewek di anime ini sendiri juga memiliki keunikannya tersendiri, seperti Mai Sakurajima sang kekasih yang juga artis terkenal yang begitu perhatian terhadap Sakuta, Kaede si adik imut yang betah di rumah, Futaba Rio si cewek cool berkacamata berdada mantap yang selalu memberikan hipotesanya terhadap kasus-kasus Sakuta, dan lain-lain. Plus, tidak semua cewek itu menaruh hati pada sang protagonis. Sedikit tambahan, mungkin perubahan karakter pada Kaede di akhir episode sedikit mengejutkan mimin sendiri. Cewek yang biasanya ceria itu berubah kembali menjadi dirinya yang dulu, kalem dan memiliki suara lemas seperti kakaknya.


Yang terakhir, alur cerita! Dari 5 anime yang mimin tonton dan review di musim gugur, anime ini memiliki jalan cerita yang bagus dan unik. Sejak awal, pelan-pelan kita disuguhi beberapa hal yang terjadi pada para karakter dan perjuangan mereka untuk menemukan jalan keluarnya. Memang kejadian-kejadian yang dialami para karakter di anime ini sangat aneh, apalagi saat dikaitkan dengan penjelasan Futaba Rio yang pasti bikin kepala pusing kalo IQ kalian sama dengan mimin, hehehehe…. Tapi, setelah sampai di penghujung episode, kita akan bertanya-tanya dari mana asal ‘sindrom pubertas’ ini sendiri muncul, kenapa sindrom pubertas ini hanya terjadi pada Sakuta dan orang-orang di sekitarnya dan kenapa Shoko Makinohara muncul dalam bentuk dewasanya saat Sakuta bersedih. Namun, jangan sedih dulu…. Di kuartal ketiga tahun 2019 nanti (kira-kira saat musim panas) anime movie dari serial ini akan rilis. Semoga movie-nya nanti dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi.


Ya, mungkin sekian review dari mimin. Apabila ada kesalahan atau masukkan, kolom komentar mimin selalu tersedia untuk diskusi. Sampai jumpa lagi di review selanjutnya! Terima kasih!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar