Halo, semuanya! Balik
lagi sama He-He! Hehehehehe….
Karena mimin sering
sekali telat nge-post review, jadi mimin sekalian bombarder blog ini dengan
beberapa review anime (ya agak telat sih soalnya udah lama tamatnya). Kali ini,
mimin mau mengupas salah satu anime isekai yang menjadi pusat perhatian dari
musim dingin hingga musim semi 2019. Please welcome, Tate no Yuusha no
Nariagari!
Berkisah tentang Naofumi
Iwatani yang terjebak di dunia lain setelah membaca sebuah buku. Di dunia itu,
dia terpilih sebagai Ksatria Perisai, salah satu dari empat ksatria yang mampu
menghentikan Gelombang.
Kita mulai dari visual,
ya! Di anime ini, Kinema Citrus selaku studio yang menggarap anime ini
menyuguhkan kita tampilan dari anime isekai pada umumnya; istana, kompleks para
pedagang, lahan rerumputan, dsb. Desain para karakter juga masih identik dengan
anime isekai yang lainnya.
Lanjut ke musik, gan! Score yang ada cukup mampu membangkitkan
setiap adegan, mulai dari pertarungan hingga momen gelud Raphtalia sama Filo.
Belum lagi kita disuguhi lagu opening dari MADKID (RISE dan FAITH) yang
menggebu-gebu ditambah lagu ending dengan vibe
penuh cinta dari suara seorang Chiai Fujikawa (Kimi no Namae dan Atashi ga
Tonari ni Iru Uchi ni). Menurut mimin sendiri lagunya Fujikawa-san yang Kimi no
Namae adalah best ending di musim dingin kemarin.
Sekarang, kita bahas
jalan cerita. Hal yang paling membuat mimin tertarik untuk mengikuti seri ini
adalah arc pertama yang terkesan dark, dimana Naofumi difitnah habis-habisan
oleh Mine dan membuatnya memulai debut sebagai seorang ksatria dengan tangan
hampa. Emosi kita benar-benar dibuat simpatik dengan keadaan Naofumi. Namun,
hal yang menarik ini malah tidak kembali hadir di arc selanjutnya. Bahkan, Naofumi sudah seperti karakter utama anime
isekai lainnya yang perlahan semakin kuat dan mendapatkan apa saja yang
diinginkannya dengan mudah.
Move, b**ch! |
Yang terakhir, karakter! Sebagai
pusat dari cerita, Naofumi berkembang dengan cukup baik, mulai dari masa
suramnya sebagai ksatria yang disingkirkan hingga menjadi sang Ksatria Perisai
berlapang dada yang mau bekerja sama dengan ksatria lainnya. Kehadiran karakter
antagonis seperti Mine yang sering membuat kita panas juga membuat anime ini
semakin menarik. Namun, mimin rasa kurang greget karena alasan mereka
menjatuhkan Naofumi terasa samar. Mungkin hanya Raphtalia dengan perkembangan
karakter yang hampir menyamai Naofumi di seri ini, dari seorang bocil cengeng
hingga menjadi “pedang” sang Ksatria Perisai yang gagah berani (walaupun selama
beberapa episode dia cuma jadi cewek yang suka malu-malu sama tuannya).
Soon... pasangannya nambah.... Wkwkwkwk |
Oh, iya! FYI (mungkin
nggak penting sih hehehe) seiyuu yang
paling mimin saying sedunia alias Saori Hayami sempat nongol di akhir arc anime ini, lho! Doi dapat peran
sebagai Therese si tukang sihir. Sayang sekali, ya! Padahal mimin butuh asupan
suara-suara indahnya Hayami-san…. T_T
Oke, mungkin segitu aja review-nya. Untuk skor, mimin kasih
85/100 aja deh! Sampai jumpa di artikel selanjutnya! Bye bye~
Mereka cuma pelukan, kok! Kalean kebanyakan ngayal! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar