Rabu, 31 Juli 2019

MC Kok Bisanya Pake Tameng Doang?! Tate no Yuusha no Nariagari Review


Halo, semuanya! Balik lagi sama He-He! Hehehehehe….

Karena mimin sering sekali telat nge-post review, jadi mimin sekalian bombarder blog ini dengan beberapa review anime (ya agak telat sih soalnya udah lama tamatnya). Kali ini, mimin mau mengupas salah satu anime isekai yang menjadi pusat perhatian dari musim dingin hingga musim semi 2019. Please welcome, Tate no Yuusha no Nariagari!


Berkisah tentang Naofumi Iwatani yang terjebak di dunia lain setelah membaca sebuah buku. Di dunia itu, dia terpilih sebagai Ksatria Perisai, salah satu dari empat ksatria yang mampu menghentikan Gelombang.


Kita mulai dari visual, ya! Di anime ini, Kinema Citrus selaku studio yang menggarap anime ini menyuguhkan kita tampilan dari anime isekai pada umumnya; istana, kompleks para pedagang, lahan rerumputan, dsb. Desain para karakter juga masih identik dengan anime isekai yang lainnya.


Lanjut ke musik, gan! Score yang ada cukup mampu membangkitkan setiap adegan, mulai dari pertarungan hingga momen gelud Raphtalia sama Filo. Belum lagi kita disuguhi lagu opening dari MADKID (RISE dan FAITH) yang menggebu-gebu ditambah lagu ending dengan vibe penuh cinta dari suara seorang Chiai Fujikawa (Kimi no Namae dan Atashi ga Tonari ni Iru Uchi ni). Menurut mimin sendiri lagunya Fujikawa-san yang Kimi no Namae adalah best ending di musim dingin kemarin.

Sekarang, kita bahas jalan cerita. Hal yang paling membuat mimin tertarik untuk mengikuti seri ini adalah arc pertama yang terkesan dark, dimana Naofumi difitnah habis-habisan oleh Mine dan membuatnya memulai debut sebagai seorang ksatria dengan tangan hampa. Emosi kita benar-benar dibuat simpatik dengan keadaan Naofumi. Namun, hal yang menarik ini malah tidak kembali hadir di arc selanjutnya. Bahkan, Naofumi sudah seperti karakter utama anime isekai lainnya yang perlahan semakin kuat dan mendapatkan apa saja yang diinginkannya dengan mudah.

Move, b**ch!

Yang terakhir, karakter! Sebagai pusat dari cerita, Naofumi berkembang dengan cukup baik, mulai dari masa suramnya sebagai ksatria yang disingkirkan hingga menjadi sang Ksatria Perisai berlapang dada yang mau bekerja sama dengan ksatria lainnya. Kehadiran karakter antagonis seperti Mine yang sering membuat kita panas juga membuat anime ini semakin menarik. Namun, mimin rasa kurang greget karena alasan mereka menjatuhkan Naofumi terasa samar. Mungkin hanya Raphtalia dengan perkembangan karakter yang hampir menyamai Naofumi di seri ini, dari seorang bocil cengeng hingga menjadi “pedang” sang Ksatria Perisai yang gagah berani (walaupun selama beberapa episode dia cuma jadi cewek yang suka malu-malu sama tuannya).

Soon... pasangannya nambah.... Wkwkwkwk

Oh, iya! FYI (mungkin nggak penting sih hehehe) seiyuu yang paling mimin saying sedunia alias Saori Hayami sempat nongol di akhir arc anime ini, lho! Doi dapat peran sebagai Therese si tukang sihir. Sayang sekali, ya! Padahal mimin butuh asupan suara-suara indahnya Hayami-san…. T_T


Oke, mungkin segitu aja review-nya. Untuk skor, mimin kasih 85/100 aja deh! Sampai jumpa di artikel selanjutnya! Bye bye~

Mereka cuma pelukan, kok! Kalean kebanyakan ngayal!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar